Nih Cara Ngidol JKT48 yang Baik dan Benar Positif

JKT48. Siapa sih yang gak pernah denger nama ini? 

Minimal orang awam akan langsung membayangkan grup yang “tawuran” setiap tampil, baik itu band nya atau fansnya yang sama militannya. Tapi apa benar, image fans JKT48 memang seperti itu?



Sebenarnya baik buruknya tingkah laku fans tidak melulu sebagai side effect dari kegiatan ngidol. 


Toh pada dasarnya banyak fans yang bersikap normal , bertanya sana sini soal nama member dengan gambar low-resolution hasil mencari dari Google. 

Anehnya, kesan mesum, tukang ribut, dan lain-lain ini justru datang dari dalam fans itu sendiri. 


Banyak fans lama mendapat julukan “sepuh” yang asalnya dari fans-fans baru dengan masa pengalaman yang tak terlalu lama. 

Sebagian sepuh ini tetap memberi panutan yang baik dengan memberi prediksi, atau saran-saran yang bermanfaat bagi idol, atau sesama fans. 


Sebagian fans lain yang memang sudah dirty-minded malah menyebarkan budaya buruk dalam sudut pandang melihat idola. Dalam fandom ini disebut dengan “budaya salkus”. 


Salkus atau salah fokus awalnya adalah hal yang tidak disengaja. 

Seperti ekspresi derp member ketika tampil, atau kesalahan di kostum. Tapi dalam perkembangannya salkus lebih mengarah pada kegiatan yang mirip mengintip diam-diam.


Parahnya hal-hal seperti ini justru dicari-cari walau tidak terlalu kelihatan. Efek sampingnya, fans yang sudah terlalu senang dengan kegiatan salkus ini pemikirannya akan terarah ke hal-hal yang ngeres, walaupun hanya melihat hal sederhana. 


Seperti misal melihat wajahnya saja langsung dimirip-miripkan dan dibayangkan dengan pemain film dewasa dari Jepang.


Memang miris ketika mendengar bahwa image seperti ini yang terlintas di beberapa kalangan awam ketika mendengar kata “wota”. Di beberapa tahun belakangan, hal ini banyak disebarkan melalui kegiatan “ngadmin”, atau menjadi orang yang mengendalikan suatu halaman atau akun secara anonim. 


Para fans yang menjadi admin ini bisa dengan bebas mengungkapkan kesukaan mereka terhadap hal-hal berbau salkus secara terang-terangan, tanpa harus peduli profil asli mereka terlihat. 


Mereka juga akan senang jika banyak yang mengikuti selera mereka, karena akan menciptakan rasa bahwa mereka bukan satu-satunya yang berpemikiran seperti ini.


Sebenarnya tidak semua fanpage atau akun anonim membagikan hal negatif. Banyak diantaranya yang masih membagikan hal bermanfaat seperti info-info acara atau saran-saran yang membangun. Tapi seberapa diminatikah page seperti ini? Kenyataannya fanpage seperti ini memang banyak memiliki peminat tapi page negatif lebih banyak menjamur.


Well, mengubah pola pikir wota bukannya sulit, tapi butuh usaha yang sedikit lebih keras. Salah satunya dengan memperbanyak fanpage dan akun yang memberi manfaat, dan mewadahi golongan fans yang masih berpikir kritis dan positif. 


Tentunya dikemas dengan hal yang menarik agar fans-fans salkus juga terarahkan untuk mengurangi cara ngidol yang negatif dan kembali ke fandom yang sehat. 


Fandom yang sehat bukanlah membosankan, justru lebih asik ketika semakin banyak fans yang berpikiran terbuka dalam fandom, sehinggaidola mereka bisa berkembang lebih jauh dengan inovasi-inovasi dan gelombang positif dari fans.


Kita tahu bahwa media sosial saat ini adalah alat paling efektif dalam menggiring pemikiran masyarakat, tidak terkecuali wota atau fans JKT48. 


Salkus merupakan reaksi yang manusiawi, tapi menjadi penyakit apabila tidak ada kontrol dari lingkungan disekitarnya. Intinya, mari kurangi delusi, perbanyak kontribusi. 

Leave a Comment