Ironis Keberadaan Wotagrapher Menggeser Tradisi Lighstick JKT48

Dengan semakin populernya grup idola  JKT48, semakin berubah juga kulturnya. 

Lebih ironisnya lagi kita semakin keluar dari budaya atau kultur yang seharusnya mereka ikuti seperti seniornya, AKB48 di Jepang.



Miris keberadaan wotagrapher JKT48 menyingkirkan lightstick. 


Sebuah benda berbatang dan menyala yang menjadi tonggak sejarah dan mengubah kultur idol group di dunia. 

Kini telah habis dimakan egoisnya pengguna kamera hanya demi sesuap Waro bermodus seni.


Apakah hanya demi sepucuk perhatian dari member (Waro), maka tradisi turun temurun harus dihilangkan begitu saja? Ironis. Terlebih lagi, mereka para anggota grup justru senang dengan hal ini.


Dibalik kesenangan mereka, juga terdapat kekesalan ketika para fans menyalahgunakan foto hasil jepretan Wotagrapher dengan istilah ‘Salah Fokus / Salkus’. Seneng dijepret, tapi nggak seneng disalkusin. Warographer gituloh.


Bilang miris terhadap punahnya Lightstick, tapi tetap mengedepankan kamera. 

JKT48 memang berubah begitu drastis dalam berbagai hal. Mulai dari fansnya, membernya, hingga manajemennya. 


Yang terbaru saat acara Honda. Sponsor utama JKT48 yang mengundang grup tersebut untuk tampil. Sejumlah Warographer dengan sombongnya menyindir dan menghina beberapa fans JKT yang datang lebih dulu membawa Lightstick. 


Salah seorang sumber bercerita di grup Facebook bahwa ia sempat disuruh ‘minggir’ oleh beberapa om-om pedofil yang membawa kamera saat menghadiri event Honda tersebut.


Kalau dahulu, bahkan hingga sekarang membawa benda seperti Lightstick (LS) seperti sebuah kewajiban demi menyemangati member AKB48 ketika mereka tampil di panggung. 


Tapi di JKT48, kini semua berbanding terbalik, mereka yang mencoba mempertahankan kultur tersebut malah dibilang lebay, alay, norak dan sejenisnya.


Hanya demi menjaga gengsi, Wota semakin berkembang berlomba-lomba memiliki kamera semewahnya dan merendahkan mereka yang berusaha menjaga tradisi utama dan ikon dari idoling, Lightstick.


Perbedaan Respon Fans AKB48 dan JKT48

Kalau di Jepang, Anda membawa kamera ke sebuah acara katakanlah Jabat Tangan (Handshake Festival). Hanya untuk mengambil foto para member dan menyingkirkan lapak wota Lighstick, Anda memalukan diri sendiri. Dan akan disebut ‘Baka’ (idiot) oleh wota setempat.


Karena mereka cukup sadar, benda semewah apapun tidak akan bisa menyingkirkan lighstick yang sudah turun temurun menjadi tradisi idol group AKB48 dan sisternya. 


Lagi pula, mereka sadar bahwa manajemen grup sudah punya tim atau staf Photographernya sendiri.


Menyingkirkan lightstick dan menggantinya dengan seonggok lensa kamera bukan berarti Anda keren. 


Tak semudah itu dalam dunia idoling, apalagi menyebut mereka yang mencoba tetap setia dengan LS dengan sebutan Norak, Alay dan sejenisnya. Malah berbalik pada Wotagrapher itu sendiri.


Harap dicatat, bahwa member pernah mengatakan mereka sangat was-was ketika tampil di panggung dan dibawahnya ada sekumpulan orang yang mengambil foto. Inilah awal mula dan sumber keberadaan istilah ‘Salkus’. Miris Keberadaan Wotagrapher JKT48 Menyingkirkan Lightstick. 


Jangan bersembunyi dibalik kata Seni. Sampah iya. 


Kesimpulan 


Lightstick adalah ikon idoling, dimana pun dan acara konser 48Group pada khususnya, Anda tidak bisa melarang lightstick. 

Berbanding terbalik dengan sebuah kamera, manajemen JKT48 sendiri sering kali dalam beberapa kesempatan melarang penggunaan kamera. 


Kamera bukan tidak boleh, tapi ada saat dan tempatnya masing-masing. Jika Lightstick identik dengan penyemangat member saat tampil. Kamera tak lebih dari sebuah jaga gengsi yang juga harus digunakan pada saat dan tempat yang tepat. 


Kapan kamera dibutuhkan? Saat momen 2shot (foto bersama member, aja). 
Kapan lightstick dibutuhkan? Setiap kali member tampil diatas panggung. 


Kita memaklumi beberapa atau bahkan banyak dari member JKT48 yang tidak tahu apapun soal kultur dan tradisi hingga istilah dalam AKB48 Group, banyak dari mereka yang gabung grup hanya untuk mencari ketenaran semata.


JKT48 tumbuh bersama fans, hancur juga karena fansnya sendiri. Wota boleh, … jangan. Gua bersyukur sekarang mulai tahu kenapa JKT48 jalan di tempat nggak maju-maju, fansnya banyak yang tolol. 

Leave a Comment