Pria tersebut diduga melakukan pemalsuan identitas ketika membeli satu lembar tiket menonton.
Rabu 17 Mei, Yomiori Shimbun mengabarkan, polisi mengungkapkan kejadian beberapa waktu lalu saat diamankan pelaku sedang mencoba berikan identitasnya di tempat pembelian tiket.
“Saya meminta maaf, tapi itu karena keinginan. Saya ingin menyaksikan konser dengan cara apapun yang bisa saya lakukan.” ungkap guru tersebut kepada Polisi.
Ketiga pelaku berusia antara 24 hingga 49 tahun.
Sedangkan penjualan tiket terbatas khusus untuk pelajar dan mahasiswa karena pihak penyelenggara yang melakukan ketentuan.
Komisi pengawasan guru di Minato, Tokyo mengatakan bahwa para guru dan staf harus mendapatkan bimbingan lebih luas lagi agar kejadian serupa tidak terulang.