Secara harfiah ‘Wota‘ adalah dua kata dari Otagei yang artinya ya gitu.
Fana atau yang sering dimaknai oleh orang Inggris sebagai kumpulan orang-orang yang disewa buat meramaikan suatu hal semisal acara TV, pertandingan bola, demo dan lain-lain.
Namun di Inggris, istilah ini sering dikaitkan dengan hal yang buruk, untuk hinaan dan sejenisnya.
Begitu pula di Indonesia ada yang namanya penonton bayaran, alayers dahSyat, dan sejenisnya. Ada kaitannya dengan perjalanan AKB48 yang awalnya memang memprihatinkan.
Singkat kilas balik, suatu hari di tahun 2005 dimana awal mula AKB48 didirikan mereka diremehkan sejumlah pihak, bahkan untuk menarik perhatian penonton agar menyaksikan penampilan mereka pun cukup sulit.
Hingga Yasushi Akimoto sebagai pendiri pernah menawarkan sekumpulan orang menonton para anggota AKB48 tampil secara gratis dengan niat agar bisa menunjukkan bahwa para member yang ada saat itu layak diterima masyarakat.
Hingga Yasushi Akimoto sebagai pendiri pernah menawarkan sekumpulan orang menonton para anggota AKB48 tampil secara gratis dengan niat agar bisa menunjukkan bahwa para member yang ada saat itu layak diterima masyarakat.
Wota atau orang bayaran, pun pernah mewarnai kisah perjalanan AKB48 dimana saat itu grup menghadiri sebuah acara di Saitama masih berstatus ‘Idol Group Indie‘ (Amatiran).
Agar dapat meramaikan suasana penampilan AKB48, Yasushi Akimoto membayar agensi dari penonton bayaran untuk menyewa beberapa orang dan mereka pun di-brieffing tentang chants yang saat ini dikenal dengan ‘Taiga-Faiya-Saiba’ dengan maksud memperkenalkan chants itu juga kepada masyarakat.