Fakta bahwa Evan Blass ‘Evleaks’ Jadi Tukang Pembocor Gadget Jelang Perilisan. Kenali Profil Dirinya Lebih Dekat dan Bagaimana Cara Kerja dia Mendapatkan Informasi Perusahaan Smartphone lalu Membocorkan ke Publik.
Dalam dunia teknologi khususnya Smartphone, ada nama Evan Blass menjadi salah satu orang yang paling disegani. Bukan, dia bukan seorang CEO atau pendiri perusahaan gawai ternama.
Evan Blass merupakan seorang Blogger Tekno asal Amerika Serikat dan dikenal karena setiap setidaknya satu / dua bulan menjelang perilisan ia sudah mendapatkan bocoran produk yang akan dirilis baik dalam bentuk desain, spesifikasi dan harga.
Sebuah hal yang harusnya jadi “Rahasia Dapur” para produsen kerap dipublikasikan oleh Evan jauh sebelum tanggal rilis tiba. Ia melakukannya lewat akun Twitter @evleaks.
Profil dan Fakta Evan Blass Serta Cara Kerja Evleaks
Evan awalnya cuma seorang jurnalis media online untuk Engadget, editor sekaligus kerap menulis di blog pribadi tentang opini mengenai gadget khususnya smartphone.
Namun di medio 2013-2014, ia semakin populer berkat nama “Evleaks” yang tercantum dalam foto bocoran produk elektronik seperti ponsel. Evan pun disegani, karena hasil leaks-nya benar-benar akurat seperti yang dirilis resmi oleh para brand.
Sejak saat itu, orang di seluruh dunia berpusat padanya. Terutama jelang perilisan ponsel flagship seperti Samsung Galaxy S series, HTC, LG, Sony PlayStation & Xperia, perangkat Nintendo Switch, sampai Apple iPhone. Netizen menanti apa kejutan yang dikeluarkan Evan melalui akun Twitter @evleaks.
Awalnya dulu identitas asli Evan disembunyikan. Namun lama kelamaan pria berusia 40 tahun itu terbongkar juga, kisahnya seperti apa sampai dibongkar? Bagaimana dia bekerja membocorkan produk yang belum rilis? Kenapa hampir ditangkap FBI? Simak sampai habis.
Sembari kerja di Engadget, Evan mendirikan situs Pocketnow. Kini ia juga jadi bagian dari reporter untuk media Venture Beat, pengalamannya cukup menjanjikan. Ia pun dapat julukan “Master Leaker / Phone Leakers“.
Majalah Wired pernah menobatkan Evan Blass sebagai salah satu jurnalis media online terbaik di dunia dalam bidang teknologi dan gawai.
Evleaks Cuma Sampingan Hingga Buronan Staf Microsoft
Walaupun Evleaks makin populer namun dia pernah mengatakan lewat Twitter bahwa membocorkan produk seperti ini bukanlah pekerjaan utamanya.
“Just in case you missed it! Saya melakukan ini semata hanya iseng belaka dan tidak menganggapnya sebagai sebuah pekerjaan menggiurkan. Sementara menyebarkan desain produk terus berjalan, saya juga tetap bekerja di media sebagaimana mestinya.” kata Evan.
Seperti diketahui, Evan tidak meminta biaya apapun dalam membocorkan rahasia produk. Namun ia membuka donasi hanya apabila ada yang mau memberikannya beberapa dolar, ia bakal berikan timbal balik berupa Follow-back di Twitter.
Lima tahun silam Huawei yang merasa dipermalukan sampai rela membentuk tim divisi khusus demi menginvestigasi internal terkait bocornya rahasia perusahaan yang disebarluaskan Evan. Saat itu menjelang perilisan Smartphone Android Huawei. Hasilnya seorang pekerja statusnya diberhentikan.
Seorang staf Microsoft asal Inggris, Nick Paddington yang bekerja dalam pengembangan perangkat Lumia pun membagikan pengalaman di akun Facebook terkait perusahaan dia yang dibuat geram.
Awalnya Nick kebingungan apakah Microsoft membiarkan Evan Blass populer karena desain resmi produk yang dikembangkan telah beredar jauh sebelum waktunya.
“Saya merupakan bagian dari tim MS Lumia. Seperti yang Anda ketahui, Evan mempublikasikan produk kami yang saat itu belum rilis dan dia melakukannya dengan sangat detail.” kata Nick.
Diakui Nick, ia sempat memergoki keberadaan Evan ketika itu untuk meminta keterangan terkait posisinya dalam Microsoft.
Nick menggunakan trik tipu daya penyamaran hanya demi menangkap Evan.
“Disana, saya menjadi bagian dari tim yang mencarinya. Dan informasi yang saya gali sangat mengejutkan.”
Evan diketahui menggunakan sistem DAP – Device Asset Portal – untuk menyebarluaskan detail sebuah produk elektronik yang belum dirilis pada khalayak umum.
Dia melakukan ini semua bukan hanya ingin popularitas. Tapi saat itu Evleaks ternyata bekerja untuk sebuah perusahaan Agensi Marketing yang jadi partnernya.
“Sistem yang dipakai Evan sangat tidak aman buat sebuah perusahaan. Ia mencari informasi produk unreleased melalui ‘orang dalam’ atau ‘pintu belakang’.” lanjut Nick.
“Jadi sangat cerdik cara kerja dia, bahkan meski tak mendapatkan detail gambar resmi. Namun Evan setidaknya tetap dapat ilustrasi melalui ucapan orang dalam perusahaan, kemudian ia mengaplikasikannya pada photoshop lalu disebar. Namun terkadang menggunakan akses FTP Network perusahaan. Inilah kenapa saya sebut dia cara yang dia lakukan cukup berbahaya bagi perusahaan.” imbuh Nick.
Faktor tersebut juga diakui kerap membuat bingung para produsen. Evleaks tak merubah sedikit pun detail, namun mencantumkannya lewat photoshop untuk kemudian disebar.
“Karena dalam mayoritas perusahaan memiliki sanksi masing-masing. Terberatnya adalah, karyawan akan dikeluarkan apabila ketahuan membocorkan produk dalam bentuk apapun seperti gambar, tulisan, video.” kata Nick.
Ucapan Nick memang benar adanya, sebab awal 2018 saja setidaknya dua karyawan Apple dipecat akibat menyebarluaskan desain gambar iPhone SE 2 yang baru akan dirilis September di tahun yang sama.
Namun Evan memanfaatkan teknologi yang sudah canggih. Modal photoshop kalau tidak mendapatkan detail gambar atau foto produk dari pihak oknum dalam perusahaan, minimal bisa dapat penjelasan dalam bentuk teks / ilustrasi.
Belakangan, Evan menyebarkan detail mengenai smartphone HTC U12+ yang baru akan dirilis resmi bulan depan.
“Pertama-tama ketika kami menginvestigasinya, kami mencari tahu siapa orang penyuplai informasi yang didapatkan Evan. Sayangnya jawaban dari dia kurang memuaskan, jadi kami lanjutkan dengan sistem apa dia melakukannya.” Nick melanjutkan.
Nick mencoba menutup segala akses yang dilakukan Evan. Bahkan ia pernah memberikan data-data pemilik akun Evleaks ke organisasi FBI dan menganggapnya sebagai “Penyerangan terhadap rahasia perusahaan yang serius“.
“Padahal kami saat itu telah mengamankannya dan bersiap untuk menggelar konferensi pers. Namun tim marketing menolak setelah mempertimbangkan beberapa faktor dan berpikir akan menimbulkan rusaknya reputasi perusahaan. Jadi kami pun membiarkannya pergi.” ungkap Nick.
Tapi biar bagaimana pun, pada akhir 2014 FBI secara langsung mengirim mengontak dan menghubungi Evan Blass yang berdampak pada hiatusnya Evleaks. Tapi ia kembali hanya berselang lima bulan.
Lebih lanjut, Nick memberi saran “Jika Anda bekerja di sebuah perusahaan teknologi besar dan terus dibayang-bayangi akan tingkah dari Evleaks, segera periksa FTP, Agensi Marketing dan Data Vendor apabila tidak ingin mengalami kejadian serupa.“
Evan sekarang sudah terkenal akan keahliannya membocorkan informasi detail terkait produk teknologi, gawai / gadget, smartphone yang membuat banyak orang selalu menantikan kejutan apa saja darinya ketika mereka membutuhkannya.
Setelah profil terungkap, fakta dan cara kerja Evan Blass pemilik akun “Evleaks” yang hampir ditangkap FBI itu juga bukan lagi sebuah rahasia tapi siapa bekingannya di setiap perusahaan masih jadi tanda tanya.