Trik Marketing Apple ala Steve Jobs yang Bikin iPhone Laku

1000 Lagu yang bisa Lo simpan di kantong.” ucapan tersebut keluar dari mulut Steve Jobs di acara perilisan iPod yang menjadikan Apple berhasil menguasai pangsa pasar pemutar musik pada awal abad 21.

Mari kita terima kenyataan bahwa Marketing itu membosankan.

Marketing seolah nggak menginspirasi, biasa saja, bosan, itu-itu doang, template, dan sering memaksa kampanye lawas secara terang-terangan.

Mungkin dengan sedikit pembaruan trik dalam memainkannya, itu pun hanya untuk menyenangkan klien dan manajemen.

Tidak semua dan tak selalu? Setidaknya, mayoritas cara pemasaran memang begitu.

Apple Hadir dengan Inovasi Trik Marketing Baru

Ketika Apple pertama kali merilis perangkat pemutar musik iPod, mereka mengeluarkan sebuah kampanye yang unik dan berbeda serta masih menjadi perbincangan hangat para pekerja pemasaran di seluruh dunia.

1000 lagu yang bisa Lo kantongin.” 

Sederhana. Jelas. Ringkas.

Saat Steve Jobs menerangkan produk selama Keynote berlangsung pada Oktober 2001, dia menyambut era baru produk serta teknologi buatan Apple, dan menyebutnya sebagai “Inovasi“.

iPod mendominasi pasar dan secara instan mencatatkan namanya untuk penjualan terbaik, yang selanjutnya memicu peningkatan popularitas iTunes sebagai salah satu platform musik terpopuler di dunia.

Namun yang terpenting dari semua itu adalah dengan diluncurkannya iPod, Steve Jobs seolah melahirkan cara baru dalam dunia pemasaran, jadi Apple bukan cuma merevolusi teknologi namun juga trik marketing yang berpengaruh hingga saat ini.

Lebih dari sembilan tahun berikutnya, Steve Jobs memimpin acara peluncuran produk Apple yang kini jadi raja industri perangkat telepon genggam serta membuat perusahaannya menjadi yang pertama bernilai satu triliun dolar AS di Amerika Serikat.

Bagaimana Apple Melakukannya?

Mari kita simak dengan singkat. Apa yang bikin beda antara pemasaran luar biasa, fantastis, menarik, lucu, keren, unik, dari trik marketing yang biasa saja, dan membosankan dibuat orang-orang?

Sederhananya berkat bantuan desain lebih baik, modal lebih besar, riset yang tepat, mungkin juga optimasi beberapa faktor ajaib seperti serbuan debu magic pesulap?

Atau sesuatu lainnya? Hal yang lebih besar dan menarik.

Mungkin nggak kira-kira ada DNA khusus ditemukan dalam trik pemasaran yang sukses? Sejumlah kualitas berbeda yang bisa diduplikasi?

Perbedaan Besar Antara OKE dan LUAR BIASA

Trik pemasaran emang harus hebat, keren dan unik. Serta terbaik daripada lainnya.

Sukses tidak hanya bisa diukur ketika orang membicarakan produk dari hasil marketing. Akan lebih disebut berhasil ketika publik memutuskan untuk membeli produk tersebut, kayak iPod tadi contohnya.

Seolah-olah iPod menjadi perangkat penyemangat buat Apple mengembangkan dan melahirkan beberapa produk perusahaan lain seperti iMac, MacBook Air, iPad, iPod Touch, iPhone beserta ekosistem lainnya.

Tips pemasaran paling berdampak luas ketika memutuskan satu poin penting ini:

Mereka Fokus Pada Pelanggan.

Yap, fokus apa yang dibutuhkan bukan diinginkan Customer. Ketimbang utak-atik fitur serta spesifikasi produk, mereka memilih mengutamakan kenyamanan dan keamanan pelanggan setianya.

Inovasi Marketing Apple Menggunakan Teknik Empati

Fakta menarik: iPod bukan pertama atau bahkan pemutar MP3 terbaik di pasaran waktu dirilis 2001 silam, banyak kompetitor yang sudah menjual produk serupa dengan sasaran atau target market yang mirip.

Tapi sekarang, apakah kamu ingat salah satu MP3 Player yang populer dan menjadi pesaing iPod pada saat itu? Sebagian dari kamu mungkin harus berpikir beberapa detik buat mengingat-ingat kembali.

Ketika Apple merilis dan menjual iPod, mereka nggak ngomongin dan gak koar-koar soal kapasitas penyimpanan berapa GB (Gigabyte) yang ditawarkan.

Mereka juga nggak berkoar berapa luas lebar layarnya, secanggih apa metode cara scrolling dalam memilih lagu, tentu saja itu semua fitur unggulan dan jelas dimasukkan ke dalam dokumentasi, tapi untuk pesan utama dan tagline memasarkan produk iPod? Tidak bagus sama sekali.

Apple membutuhkan sesuatu yang akan membuat mereka berbeda dari kompetitor dan disegani selama kompetisi berlangsung.

Akhirnya mereka memutuskan buat terjun turun tangan langsung melakukan R&D alias Research and Development, terutama mendekatkan diri pada konsumen dari sisi psikologis.

Mereka dekati konsumen dan seolah bertanya: Apa saja masalah yang sudah terpecahkan bagi konsumen kami? Lalu bagaimana kita dengan jelas mengartikulasinya secara ringkas? 

Jawabannya:

“1000 Lagu yang bisa Lo kantongin.” 

Apple membuat produk yang didesain secara tepat, berfungsi dengan baik, dan paling penting adalah mereka menjualnya dengan menawarkan benefit yang jelas pada calon pembeli.

Sekarang mari kita bicara soal tagline kalimat Apple yang heboh itu. Karena bisa terpecah menjadi dua pertanyaan.

Apa Masalah yang Hendak Dipecahkan oleh Produk Tersebut?

Konsumen zaman now mungkin kebanyakan tidak ingat masa-masa sebelum iPod diluncurkan, atau gambaran singkatnya sebelum iPhone. Kebayang lah ya, kompetitor Apple pada main di zona nyaman.

Tapi sebelum iPod dan MP3 Player lainnya eksis, buat putar lagu kita harus pakai CD player bahkan eranya masih menggunakan kaset, walau sebenarnya mayoritas penggunaan kaset CD sudah terlalu usang pada saat iPod diluncurkan.

MP3 Player seolah jadi solusi praktis saat kita kesulitan menyimpan setumpuk kaset dan CD di rak atau lemari kamar, kurang fleksibel pula karena nggak bisa dibawa kemana-mana.

Para vendor berlomba inovasi, menawarkan solusi yang menggelegar saat itu. Manusia bisa menyimpan lagu secara digital, mendengarkan alunan musik favorit dalam ruang penyimpanan portable yang lebih kecil daripada ukuran satu kaset CD.

Kemungkinan yang kamu pertimbangkan kala itu memilih sebuah brand dan seberapa besar-kecilnya jumlah penyimpanan pemutar musik MP3.

Waktu itu hal tersebut seolah menjadi masalah yang tak ditemukan semua orang.

Kemudian bagaimana kita dengan jelas mengartikulasinya secara ringkas? 

Pangsa pasar perangkat MP3 Player kala itu punya satu persoalan sederhana yang tak semua orang menyadari, yakni: Pengguna Tidak Bisa Menghitung Berapa Lagu yang Bisa Disimpan Dalam Kapasitas 1GB, 2GB, 5GB atau 10GB.

Apa yang Apple lakukan?

“1000 Lagu yang bisa Lo kantongin.” 

Mereka secara instan menyelesaikan persoalan tersebut dan mendominasi penjualan MP3 Player mengalahkan kompetitornya.

Sederhana, dengan mengulik pandangan empati dari pelanggan mereka. Apple bisa merasakan bagaimana frustrasinya konsumen pada kaset CD pemutar musik dan trik marketing tersembunyi pada penjualan MP3 Player.

Bagaimana Bisa Laku?

Ikuti Trik Apple:

Jelas dan Ringkas dalam menampilkan apa permasalahan Customer yang kamu selesaikan dan bagaimana caranya.

Bersama tagline viral itu, Apple secara jelas dan ringkas membeberkan bagaimana produk mereka sukses disaat saingannya semakin tertinggal jauh.

Dalam kampanye iklan, Apple mengatakan:

  • Kamu nggak perlu numpuk kaset dan menyimpan tebalnya CD player yang makan ruang. Kamu juga tak perlu khawatir kaset kamu bakal tergores, nggak butuh pengetahuan teknis untuk mengkalkulasi penyimpanan. 
  • Cukup jawab satu pertanyaan: Apakah kamu punya 1000 lagu favorit? 
  • Punya ya? Berarti yang kamu butuhkan adalah iPod

Cara paling sederhana untuk menyimpan dan memutar 1000 lagu dalam kantong celana kamu.

Apa yang Bisa Kamu Lakukan?

Terus apa yang bisa kita ambil dari semua ini? Mengacu pada contoh yang telah dibeberkan oleh kami tadi, dengan meniru Apple dan Steve Jobs.

Kamu harus mulai memikirkan tentang bagaimana produk buatan dan yang dijual mampu memenuhi kebutuhan Customer, dan bagaimana kamu bisa dengan jelas membeberkan benefit apa yang pelanggan dapat kalau mereka menggunakan produk kamu, jelaskan dengan simple dan mudah dimengerti, jangan bikin mereka makin bingung.

Steve Jobs pernah berkata: “Saya tidak ingin pelanggan kami bertanya ‘Apa maksudnya itu dan aku tidak tahu harus memulai dari mana?‘ seolah produk kami membingungkan Customer.

“Kami hanya ingin mereka mengatakan, ‘Oh saya paham, dan saya ingin beli itu.’” 


Trik ini juga masih dipakai oleh Apple hingga sekarang, bahkan ketika memperkenalkan produk iPhone 11 Pro Max series kemarin di Steve Jobs Theatre, Cupertino, California.

Leave a Comment